Rabu, 16 Maret 2011

Proposal Kerja Praktik


APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
UNTUK PEMBUATAN PETA JALUR PIPA
DI CHEVRON INDONESIA COMPANY
Jl Balikpapan Baru Bl R-5/6,Damai, Balikpapan 76114
Telp. (0542) 820234


Abstrak
Wilayah kepulauan Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah sumber daya energi gas dan minyak bumi. Keberadaan sumber daya gas bumi dan minyak bumi tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Keberadaan dari gas bumi dan minyak bumi merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui untuk jangka waktu yang lama. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komputer, maka hal ini juga berdampak positif juga pada proses pembuatan peta. Pembuatan peta dapat dilakukan dengan komputer melalui digitizer, sehingga peta yang dihasilkan dengan format komputer atau digital ini mempunyai banyak kelebihan dibandingkan peta manual. Kelebihan tersebut diantaranya kecepatan dalam produksi (penggandaan) peta, penyajian visual lebih bagus, pemutakhiran (updating) peta lebih mudah dan cepat, kemudahan analisa data jika digabungkan dengan data statistik, dan media penyimpanan yang lebih praktis. Pergantian nama perusahaan yang awalnya Unocal Corporation menjadi Chevron Indonesia Company berlaku setelah disetujuinya dilakukan merger dengan Chevron pada rapat pemegang saham Unocal Corporation tanggal 10 Agustus 2005. Chevron Indonesia adalah sebuah perusahaan minyak dan gas di Indonesia. Chevron Indonesia memproduksi migas yang sebagian besar dari lepas pantai Kutai yang berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Salah satu hal untuk mendukung pekerjaan Chevron Indonesia diperlukan pekerjaan di bidang geomatika yaitu Pembuatan peta secara digital yang nantinya dapat memberikan informasi penting mengenai jalur pipa gas dan minyak bumi. Oleh karena dilakukan pengelompokan dengan cara pembuatan peta blok yang membutuhkan peta format digital dan system informasi geografis untuk menunjang sektor tersebut. Dalam Kerja Praktik diharapkan mampu memberikan tambahan ilmu dan pengalaman bagi mahasiswa. Sehingga dapat menghasilkan mahasiswa yang tidak hanya mampu belajar tetapi juga mampu untuk bekerja.

Kata kunci: Pemetaan digital, Sistem informasi geografis ,kerja praktik,Chevron Indonesia.


I. PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG

Seiring perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, kebutuhan informasi harus memenuhi persyaratan yakni relevan, tepat waktu, handal, dan mutakhir sehingga informasi tersebut bermanfaat secara optimal bagi pihak pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Berkaitan dengan kebutuhan akan informasi spasial dalam hal ini berupa peta, maka penggunaan peta digital akan memenuhi persyaratan pemenuhan kebutuhan informasi yang sesuai dengan perkembangan teknologi.
Peta yang dihasilkan dengan format digital banyak sekali keuntungannya dibanding dengan peta manual. Keuntungan peta digital diantara lain adalah kecepatan dalam produksi (penggandaan) peta, penyajian visual lebih bagus, pemutakhiran (updating) peta lebih mudah dan cepat, kemudahan analisa data jika digabungkan dengan data statistik, dan media penyimpanan yang lebih praktis.
Chevron Indonesia Company merupakan salah satu instansi yang ditunjuk untuk mengelola aset Negara dengan berbagai cara untuk menyalurkan minyak dan gas bumi guna pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia akan minyak bumi dan gas bumi. Salah satu hal untuk mendukung itu diperlukan adanya pengelolaan dan management yang baik untuk dapat menjaga ekosistem dan keberadaannya.

I.2 TUJUAN
• Diharapkan dapat membuat dan mengoperasikan sistem informasi geografis.
• Diharapkan nantinya akan mempermudah penanganan data geospasial jalur pipa Data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisa dan direpresentasikan.
• Menjadikan lebih mudah dalam pelaksanaan dan pengawasan, pengelolaan dan penyaluran minyak dan gas bumi di Chevron Indonesia

I.3 MANFAAT
Dalam kerja praktik ini mahasiswa dapat mengetahui dan mendapatkan pengalaman dalam pembuatan sistem informasi geografis yang secara spesifik untuk pembuatan peta jalur pipa gas dan minyak bumi di Chevron Indonesia yang sesuai dengan judul kerja praktik “Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Pembuatan Peta Jalur Pipa di Chevron Indonesia”


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 CHEVRON INDONESIA

Chevron Indonesia (dahulu bernama Unocal Indonesia) adalah sebuah perusahaan minyak dan gas di Indonesia. Pergantian nama perusahaan berlaku setelah disetujuinya dilakukan merger dengan Chevron pada rapat pemegang saham Unocal Corporation tanggal 10 Agustus 2005. Chevron Indonesia Company, atau CICo, adalah satu dari beberapa perusahaan dari Chevron IndoAsia Business Unit.
Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) BPMIGAS, Chevron Indonesia memproduksi migas sebagian besar dari lepas pantai Kutai yang berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Chevron IndoAsia Business Unit mencakup bisnis Minyak dan Gas yang terdiri dari CICo, Chevron Pacific Indonesia, Chevron Makassar Ltd, dan bisnis Panas Bumi yang terdiri dari Chevron Geothermal Indonesia, Chevron Geothermal Salak, Mandau Cipta Tenaga Nusantara, dan Chevron Geothermal Phillipines.
Kegiatan eksplorasi dan produksi migas Chevron Indonesia meliputi hampir Riau, Sumatra Barat dan Balikpapan, Kalimantan Timur.

2.1.1 Faktor Pembentukan Minyak dan Gas bumi

Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau gas bumi, yaitu:
1. Ada “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.
2. Adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan reservoir” (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.
3. Adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon.

Ada 4 macam minyak bumi yang digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya, yaitu:
1. Young-shallow.
2. Old-shallow.
3. Young-deep .
4. Old-deep.

Minyak bumi young-shallow biasanya bersifat masam (sour), mengandung banyak bahan aromatik, sangat kental dan kandungan sulfurnya tinggi.Minyak old-shallow biasanya kurang kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai paraffin yang lebih pendek. Old-deep membutuhkan waktu yang paling lama untuk pemrosesan, titik didihnya paling rendah dan juga viskositasnya paling encer.

Di dunia perminyakan umumnya dikenal tiga macam jenis sumur:
1. Sumur eksplorasi (sering disebut juga wildcat) yaitu sumur yang dibor untuk menentukan apakah terdapat minyak atau gas di suatu tempat yang sama sekali baru. Jika sumur eksplorasi menemukan minyak atau gas, maka beberapa sumur konfirmasi (confirmation well) akan dibor di beberapa tempat yang berbeda di sekitarnya untuk memastikan apakah kandungan hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan.
2. Sumur pengembangan (development well) adalah sumur yang dibor di suatu lapangan minyak yang telah eksis. Tujuannya untuk mengambil hidrokarbon semaksimal mungkin dari lapangan tersebut.

2.1.2 Spesifikasi Pipa Chevron Indonesia

Desain perpipaan mencakup pemilihan diameter, tebal, dan material yang akan digunakan. Diameter pipa dipilih berdasarkan kapasitas alir yang diperlukan untuk mengirim fluida dari sumur minyak atau gas.
Ada beberapa tipe pipa, yaitu :
1. Seamless
2. Submerged arc welded (SAW or DSAW)
3. Electric resistance welded (ERW)
4. Spiral weld
Pipa tipe seamless dan SAW sering digunakan. Untuk diameter 12 inch atau lebih rendah, tipe seamless biasanya menjadi pilihan utama. Jika pipa tipe ERW yang digunakan, diperlukan perlengkapan inspeksi khusus, seperti full body ultrasonic testing. Pipa spiral weld jarang digunakan untuk minyak/gas dan hanya digunakan untuk air dengan tekanan rendah. Penentuan ketebalan dinding pipa didasarkan pada tekanan internal desain atau tekanan hidrostatik eksternal. Peningkatan ketebalan dinding pipa kadang-kadang menjamin stabilitas hidrodinamika sebagai pengganti metode stabilisasi (seperti weight coating).


2.2 PETA
Peta merupakan gambaran wilayah geografis, yang biasanya merupakan bagian permukaan bumi dan bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta analog hingga peta digital yang diproyeksikan pada suatu bidang datar atau bidang yang didatarkan (bidang proyeksi). Peta sendiri terbagi menjadi beberapa jenis yang dibedakan dari sumber datanya, jenis data yang disajikan, maupun berdasarkan skalanya. Pada rencana kerja praktik digunakan peta dengan skala 1 : 1.000, yang berarti 1 cm di peta sama dengan 1000 cm jarak aslinya di dunia nyata.

2.2.1 Jenis Peta Berdasarkan Sumber Data
Berdasarkan sumber datanya, peta dibagi menjadi dua golongan, yaitu peta induk, dan peta turunan.
Peta Dasar (basic map), merupakan peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan dan dilakukan secara sistematis. Dalam pemetaan secara sistematis, diperlukan adanya pembakuan dalam metode pemetaan, sistem datum, sistem proyeksi peta, ukuran lembar peta, skala peta, tata letak informasi tepi, derajat ketelitian dan kelengkapan isi, serta pembakuan dalam kerangka geometris peta (grid dan gratikul).
Peta turunan (derived map), merupakan peta yang dibuat (diturunkan) berdasarkan acuan peta yang sudah ada, sehingga survai langsung ke lapangan tidak diperlukan disini. Peta turunan ini tidak dapat digunakan sebagai peta dasar untuk pemetaan topografi.


2.2.2. Jenis Peta Berdasarkan Jenis Data yang Disajikan
Berdasarkan jenis data yang disajikan, peta dibagi menjadi dua jenis, yaitu peta topografi dan peta tematik.
Peta topografi, merupakan peta yang menggambarkan semua unsur topografi yang tampak di permukaan bumi, baik unsur alam (seperti sungai, garis pantai, danau, hutan, gunung dan lain-lain) maupun buatan manusia (seperti jalan, pemukiman, pelabuhan, dan lain-lain), serta menggambarkan pula keadaan relief permukaan bumi. Dengan demikian, disamping data planimetris berupa unsur-unsur topografi diatas, ditampilkan pula data-data ketinggian seperti data titik tinggi, dan data kontur topografi. Contoh peta topografi adalah peta rupa bumi buatan BAKOSURTANAL, peta teknik untuk perencanaan teknik sipil dan lain-lain.
Peta tematik, merupakan peta yang hanya menyajikan data-data atau informasi dari suatu konsep atau tema tertentu saja, baik itu berupa data kualitatif maupun data kuantitatif, dalam hubungannya dengan detail topografi yang spesifik, terutama yang sesuai dengan tema peta tersebut. Data kualitatif adalah data yang menyajikan unsur topografi berupa gambar atau keterangan, seperti jalan, sungai, perumahan, nama daerah, dan lain sebagainya. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang menyajikan unsur-unsur topografi yang menyatakan besaran-besaran tertentu, seperti ketinggian titik, nilai kontur, jumlah penduduk, persentase pemeluk agama tertentu, dan lain sebagainya. Contoh peta tematik yaitu peta geologi, peta anomali gaya berat, peta anomali magnet, peta tata guna lahan, peta pendaftaran tanah, dan sebagainya.

2.2 KONSEP DASAR PEMETAAN DIGITAL
Pada zaman modern seperti sekarang ini, perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat berdampak positif terhadap pembuatan peta. Proses pembuatan peta menjadi cepat, mudah, efisien dan terotomatisasi sehingga kecepatan produksi peta meningkat secara signifikan. Para produsen peta semakin dimudahkan dengan pengembangan berbagai perangkat lunak (software). Pemetaan yang berbasiskan Personal Computer (PC). Dengan pemanfaatan software pemetaan, diharapkan proses kartografi dapat diselesaikan dengan waktu yang relatif cepat. Perkembangan-perkembangan tersebut merupakan terminologi pemetaan digital.
Pemetaan Digital merupakan cara baru dalam pembuatan peta, baik untuk keperluan pencetakan atau dalam format peta digital. Definisi lain dari pemetaan digital adalah penggambaran permukaan bumi di dalam komputer dengan menggunakan data koordinat. Inti dari model pemetaan digital adalah proses pengolahan obyek-obyek peta yang menggunakan format digital sehingga membutuhkan media perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Perangkat keras (hardware) yang sering digunakan karena kemudahan dalam pengoperasian dan ketersediaan perangkat lunak (software) adalah Personal Computer (PC) dengan menggunakan Software Desktop Mapping, seperti AutoCad Map, Arc View, Map Info dan lain-lain.

2.2.1 Proses Pemetaan Digital
Proses pemetaan digital pada umumnya terdiri dari tiga tahap pekerjaan yaitu data input, data processing, dan data output.
Data Input, Dalam proses input data, sebagai masukan dapat menggunakan data hasil survai di lapangan (Theodolit, Total Station, GPS) yang telah diproses menjadi data koordinat, peta analog yang sudah ada, juga bisa menggunakan hasil interpretasi foto udara atau citra satelit Inderaja (Landsat, Spot, QuickBird, Ikonos, Radar, dll
Data Processing, Dalam proses editing obyek-obyek peta yang berupa simbol-simbol titik (point), garis (line), ataupun poligon (area) dilakukan dalam format data vektor, hal ini disebabkan karena kemampuan format vektor tidak terpengaruh oleh besar kecilnya nilai pixel, sehingga ketika dilakukan zooming (in atau out) format vektor tidak berubah. Hal ini sangat berbeda dengan format data raster yang tergantung dari besar kecilnya nilai pixel.
Data Output, Dengan berbagai manipulasi yang ada pada beragam perangkat lunak yang digunakan, setelah melalui proses editing dan perancangan lay out akan dihasilkan peta baru yang siap cetak ataupun untuk informasi lain dalam format digital.

2.3 MODEL DATA SPASIAL
Pendekatan dasar untuk merepresentasikan data spasial yaitu model vektor dan model raster. Dalam model vektor, obyek di permukaan bumi disajikan dengan titik, garis dan poligon. Posisi setiap obyek didefinisikan dengan sistem koordinat kartesian. Dalam model raster, lokasi obyek di permukaan bumi didefinisikan dengan basis dan kolom yang membentuk persegi yang disebut dengan pixel (Picture Element).

2.3.1 Model Data Raster
Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau pixel-pixel yang membentuk grid. Akurasi model data raster sangat tergantung pada resolusi atau ukuran pixelnya di permukaan bumi. Model data raster yang sering digunakan oleh citra satelit (NOAA, Spot, Landsat, Ikonos, dll), citra radar dan peta analog yang di-scan. Dengan model raster, obyek di permukaan bumi ditandai oleh nilai-nilai elemen matriks persegi panjang dari suatu obyek. Model data raster merupakan model data spasial yang paling sederhana yang mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan-kelebihan dari model data raster, antara lain:
• Memiliki struktur data yang sederhana
• Mudah dimanipulasi menggunakan fungsi matematis sederhana (struktur sederhana seperti matriks biasa)
• Teknologi yang digunakan cukup murah dan tidak terlalu kompleks sehingga pengguna dapat membuat sendiri program aplikasi yang menggunakan citra raster
• Compatible dengan citra-citra satelit penginderaan jauh dan semua image hasil scanning data spasial
• Overlay dan kombinasi data spasial raster dengan data inderaja mudah dilakukan
• Berkemampuan dalam pemodelan dan analisa spasial tingkat lanjut

Kekurangan-kekurangan dari model data raster, antara lain:
• Secara umum memerlukan ruang atau tempat penyimpanan yang besar di komputer (banyak terjadi redundancy data baik untuk setiap layernya maupun secara keseluruhan
• Penggunaan sel atau ukuran grid yang lebih besar untuk menghemat ruang penyimpanan akan menyebabkan banyak kehilangan informasi dan ketelitian
• Sebuah citra raster hanya mengandung satu tematik saja dan sulit digabungkan dengan atribut-atribut lainnya dalam satu layer. Dengan demikian, untuk merepresentasikan atribut-atribut tambahan juga diperlukan layer baru

2.3.2 Model Data Vektor
Model data vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik (point), garis (line / polyline), poligon (area). Bentuk dasar representasi model data vektor didefinisikan dengan sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y).

Kelebihan-kelebihan dari model data vektor, antara lain:
• Memerlukan ruang atau tempat penyimpanan (disk) yamg lebih sedikit di komputer
• Satu layer dapat dikaitkan dengan atau mengandung banyak atribut sehingga dapat menghemat ruang penyimpanan secara keseluruhan
• Dengan banyak atribut yang dapat dikandung oleh satu layer, banyak peta tematik lain yang dapat dihasilkan sebagai peta turunannya

Sedangkan kekurangannya antara lain:
• Data tidak mudah dimanipulasi dan strukturnya kompleks
• Pengguna tidak dapat berkreasi untuk membuat program sendiri untuk memenuhi kebutuhan aplikasinya karena struktur data vektor lebih kompleks, serta prosedur-prosedur fungsi dan analisisnya memerlukan kemampuan tinggi karena lebih sulit dan rumit
• Karena proses keseluruhan untuk mendapatkannya lebih lama, peta vektor seringkali mengalami out of date


2.4 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Istilah sistem informasi geografis memiliki tiga unsur pokok: sistem, informasi dan geografis. SIG merupakan salah satu sistem informasi yang menekankan pada unsur informasi geografis. Sistem merupakan sekumpulan objek, ide, berikut interrelasinya dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Sistem digunakan untuk mendeskripsikan banyak hal, khususnya untuk aktifitas-aktifitas yang diperlukan pada pemrosesan data.
Sistem informasi adalah suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik maupun logika yang terpadu, yang digunakan untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Geografis, spasial ataupun geospasial merupakan tiga istilah yang mengandung pengertian yang sama dalam konteks SIG. Geografis mempunyai pengertian suatu persoalan mengenai bumi, baik permukaan dua atau tiga dimensi.
Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menggabungkan, mengatur, mentransformasi, memanipulasi dan menganalisis data-data geografis. Data geografis yang dimaksud disini adalah data spasial yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
• memiliki geometric properties seperti koordinat dan lokasi
• terkait dengan aspek ruang, seperti persil, kota, kawasan pembangunan
• berhubungan dengan semua fenomena yang terdapat di bumi, misalnya data, kejadian, gejala atau objek
• dipakai untuk maksud-maksud tertentu, seperti analisis, pemantauan atau pengelolaan.
Pengertian informasi geografis adalah informasi mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak di permukaan bumi dan informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diketahui. Objek-objek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis itu berada penting dianalisis demi pengambilan keputusan-keputusan atau demi kepentingan-kepentingan tertentu. Sedangkan proses-proses yang terdapat dalam SIG antara lain:
• input (masukan)
• manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data)
• analisis dan manipulasi
• output (keluaran).
Dalam SIG, data grafis dan data teks (atribut) dihubungkan secara geografis sehingga bergeoreferensi. SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan bidang-bidang spasial dan geo-informasi.

2.4.1. Disiplin Ilmu Pendukung SIG
Disiplin ilmu pendukung SIG antara lain geografi, geodesi, informatika, sistem basis data, kartografi, surveying, fotogrametri, penginderaan jauh, matematika spasial, ilmu bumi, planologi dan sebagainya. Pengembangan SIG juga dipengaruhi oleh teori topologi, teori graph dan hitungan geometri karena sebagian masalah SIG adalah masalah geometri.

2.4.2. Subsistem SIG
Sistem informasi geografis merupakan sistem sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut.

Subsistem masukan (input), berfungsi untuk mengumpulkan dan menyiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber serta untuk mengkonversi dan mentransformasi format data asli ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.

Subsistem manajemen, berfungsi untuk mengorganisasikan data spasial maupun atribut ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa sehingga data spasial tersebut mudah dicari, di-update dan di-edit.
Subsistem manipulasi dan analisis, berfungsi untuk menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Serta melakukan manipulasi dan membuat model data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Subsistem keluaran (output) dan penyajian (display), berfungsi untuk menampilkan atau menghasilkan output seluruh atau sebagian basis data, baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy, baik dalam format tabel, grafik, peta atau format lainnya.

2.4.3. Komponen SIG
SIG merupakan sistem yang kompleks dan terintegrasi dengan lingkungan sistem-sistem yang lain, baik di tingkat fungsional maupun jaringan.

2.4.3.1. Sistem Komputer
Sistem komputer terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) untuk keperluan masukan, penyimpanan, pengolahan, analisis dan tampilan informasi.
Perangkat keras (hardware) SIG, merupakan perangkat-perangkat fisik bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan. Dalam hal ini, perangkat keras SIG harus mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasi-operasi basis data dengan volume data yang besar secara tepat. Perangkat keras SIG antara lain:
• CPU, yaitu perangkat yang mengendalikan seluruh operasi yang dilakukan oleh sistem komputer. CPU umumnya direpresentasikan dengan microprocessor
• RAM, yaitu perangkat yang berfungsi menyimpan data yang dimasukkan melalui input device, untuk sementara waktu
• storage device, yaitu perangkat yang berfungsi menyimpan data secara sementara maupun permanen, contohnya disket, CD-ROM ataupun Harddisk
• input device, yaitu perangkat-perangkat yang digunakan untuk memasukkan data, contohnya keyboard, mouse, digitizer, scanner dan kamera digital
• output device, yaitu perangkat yang berfungsi memvisualisasikan data dan informasi SIG, contohnya monitor, printer, plotter dan OHP
• peripheral lainnya, yaitu perangkat-perangkat seperti kabel jaringan, modem, ISP, router, dan kartu jaringan.


Perangkat lunak (Software) SIG, yang terdiri dari:
• sistem operasi, yaitu program yang berfungsi mengatur semua sumber daya dan tata kerja komputer, menyediakan fasilitas-fasilitas dasar yang dapat digunakan program aplikasi untuk menggunakan perangkat keras yang terpasang dalam perangkat komputer dan menyediakan interface yang memungkinkan pengguna mengatur setting sistem informasi (setting ini nantinya akan dipakai oleh program aplikasi yang bekerja pada sistem operasi tersebut). Contoh sistem operasi adalah Microsoft Windows dengan berbagai versinya, linux, macintosh atau UNIX
• software aplikasi sperti word processor, spread sheet, data base dan software aplikasi SIG itu sendiri, misalnya MapInfo, ArcInfo, ArcView, ArcGIS, Erdas, Ilwis dan Grass
• sistem utilitas dan program-program pendukung yang terdiri dari bahasa pemrograman termasuk compiler bahasa pemrograman seperti Basic, Bahasa C, Fortran, Assembler dan C++


III. METODE PELAKSANAAN

• Persiapan
Dalam tahap ini, kami melakukan pengumpulan data (peta format raster) kemudian dengan perangkat lunak yang kami gunakan, kami melakukan pembersihan peta terhadap bercak-bercak (dirt) yang dihasilkan dari proses scanning serta pemotongan dan penggabungan peta blok
• Register peta
Dalam tahap ini, kami melakukan rubbersheet koordinat peta, yakni melakukan penyesuaian pada sistem koordinat yang kami gunakan sehingga koordinat peta dalam komputer nantinya akan sama dengan koordinat di lapangan atau umumnya proses ini biasa disebut sebagai proses transformasi koordinat.
• Digitasi peta
Dalam tahap ini, kami memindahkan informasi yang terdapat pada peta yang sebelumnya dalam bentuk raster menjadi bentuk vektor atau lebih khususnya merupakan proses vektorisasi
• Editing peta
Dalam tahap ini, kami mengoreksi hasil proses digitasi apabila terdapat kesalahan didalamnya seperti double digitized, overshoot, undershoot, maupun kesalahan–kesalahan yang lainnya.
• Layouting peta
Dalam tahap ini, kami membuat layout peta sehingga nantinya siap untuk dicetak ataupun hanya disimpan dalam format digital.


V. JADWAL KEGIATAN
4.1 Pelaksanaa Kegiatan
Kerja praktik akan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan dari awal bulan Juli sampai dengan awal bulan Agustus 2011 atau disesuaikan dengan perusahaan di Chevron Indonesia Company, Pasir Ridge – Balikpapan 76102,

4.2 Pelaksana
Pelaksana dalam Praktik kerja ini adalah mahasiswa Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS yang berjumlah dua orang sebagai berikut:

Nama : Kukuh Danu Permadi
NRP : 3508 100 035
Semester : 6
Tempat/Tgl Lahir : Tangerang, 21 Januari 1991
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum kawin
E-mail : kukuhdanu@yahoo.com


Nama : Ery Abdul Baary
NRP : 3508 100 058
Semester : 6
Tempat/Tgl Lahir : Lamongan, 29 Januari 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum kawin
E-mail : erikh_la@yahoo.co.id

VI. PENUTUP

Demikianlah proposal ini kami buat, sebagai acuan dalam melaksanakan kerja praktik. Besar harapan kami akan bantuan segenap direksi dan karyawan CHEVRON INDONESIA demi suksesnya pelaksanaan kerja praktik yang akan kami laksanakan. Atas bantuan dan kerjasamanya kami sampaikan terimakasih.

Untuk itu surat jawaban dapat dikirim pada alamat berikut :
Program Studi Teknik Geomatika FTSP - ITS
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp. 031-5929487, 5994251-55 ext 1149
Fax. 031-5929486

1 komentar:

Unknown mengatakan...

permisi kakak mau nanya, itu satu proposal dengan tema yang sama untuk dua orang ?

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Macys Printable Coupons